Kamis, 13 Januari 2022

PESONA AIR TERJUN TERPENDEK DI MANDAILING NATAL BERADA DI DESA BATAHAN IV

PESONA AIR BATAHAN IV

Tetnyata di Jalur 6 Batahan IV, Kecamatan Batahan Kabupaten Mandailing Natal. Ada Air Terjun Terpendek di dunia versi MBI. Keren juga tempat weekend. Airnya jernih. Semoga dapat kita jaga kebersihan sungai ini. Tidak membuang sampah di sepanjang alirannya. Dengan pesona alam yang kita miliki membuat desa kita begitu indah. Terlebih dengan merawat sungai. Air bersih kita sangat berlimpah ruah. Andaikan kita kelola dengan baik bisa juga sebagai penghasilan desa menumbuh kembangkan ekonomi masyarakat. Ikan-ikannya elok pantas di budi dayakan. Tidak meracun ikan-ikan segar ini. Kita sabar Menunggu besar baru di nikmati bersama menangkapnya. Asyik jika ada acara desa seperti buka Lubuk Larangan.

Dengan cara menyadari manfaat besar su­ngai, kita se­pakat untuk menumbuhkan kesa­daran perlunya menjaga kelestarian su­ngai. Caranya dengan tidak membuang sampah dan mengotori su­ngai dengan limbah cair atau padat. Sayangnya kesadaran ini tertutup oleh pola pikir praktis dan kebutuhan yang men­desak.

Kebutuhan men­desak akan pemukiman mem­­buat ma­sya­rakat, khususnya masya­rakat perkotaan, berdesak-desak bertempat tinggal di tepi sungai. Walaupun mere­ka tahu, lahan yang mereka dirikan bangunan merupakan zona larangan dan lintasan banjir, masyarakat tidak pe­duli oleh desakan kebutuhan pemu­kiman yang murah dan gampang membangun­nya.
Pola pikir yang terlanjur salah, namun tetap dilakukan adalah kebiasaan menjadikan sungai tempat membuang sampah dan limbah rumah tangga yang tinggal di ping­gir sungai. Ironis­nya, dalam waktu bersamaan mereka ju­ga sadar mengambil air untuk memenuhi kebutuhan mencu­ci dan minum juga dari air sungai.

Kelakuan industri tidak kalah jahat dengan mem­bu­ang limbah cair dan padat ke sungai karena dianggap prak­tis dan tidak makan biaya. Padahal limbah industri yang dibuang ke sungai sangat berbahaya. Sungai yang ter­kontaminasi limbah kimia dari industri tidak hanya meng­ancam hewan dan tum­buhan air yang hidup di su­ngai. Pencemaran limbah meng­ancam kese­hatan ma­nu­sia yang sebagian kebutuh­an aktivi­tas sehari-harinya tergantung pada sungai.

Banyak kasus pencemaran sungai yang menimbulkan gangguan kesehatan kulit bah­kan sejumlah penyakit akibat terpapar bahan kimia. Karena itulah, tidak berle­bih­an bila pem­buang limbah ke aliran sungai dapat dika­takan sebagai penjahat lingkungan bahkan penjahat kemanusia­an.
 
Sungai yang merupakan perairan terbuka merupakan milik bersama yang kelesta­riannya harus dijaga bersa­ma. Pengawasan terhadap pe­laku pencemaran lingkungan seharusnya menjadi tang­gungjawab bersama. Sesama warga bisa saling mengingat­kan dan mencegah aktivitas mengotori sungai. Warga ju­ga bisa menjadi pelopor pe­lestari sungai dengan cara memberi contoh melalui ge­rakan menjaga dan melestari­kan sungai.

Penulis salut terhadap se­buah komunitas anak muda pecinta lingkungan yang ke­mudian berhasil menjadi pe­lopor penggerak pelestari kebersihan Sungai Deli. Ko­munitas itu menga­jak masya­rakat yang tinggal di ping­gir­an su­ngai yang ada di Ko­ta Medan untuk bersama-sama memperbaiki pola hi­dup bersih dan tidak mengo­tori sungai dengan limbah rumah tangga. Karena itulah mereka mengubah arah ru­mah warga tidak lagi mem­be­lakangi sungai tapi meng­hadap ke sungai.

Di halaman rumah yang menghadap ke sungai diba­ngun taman-taman yang in­dah. Peru­bahan kecil itu lam­bat laun mengubah po­la pikir terhadap sungai bu­kan lagi tempat pem­buang­an sampah di belakang rumah, tapi su­ngai adalah taman alami de­pan rumah yang harus dijaga kebersihannya demi martabat penghuninya.

Tidak ada komentar: