keranda jenazah |
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi kematian:
1.
Banyak mengingat mati sebagaimana sabda nabi SAW
“perbanyaklah mengingat mati” HR. tiirmidzi dan soheh ibnu hibban.
2.
Jangan mencita-citakan kematian karena suatu
kesulitan (darurat) dan jika sangat sulit sehingga payah di hindarkan, bacalah
do’a “ Allohumma ahyini ma kanailhayatu khoironli wa tawaffani ma kanatilwafatu
khoironli”.
3.
Jika ada yang sakit maka jenguklah dan do’akan
dia dengan do’a : “as’alullohal’azim robbal’arsyil ‘adzim ayyasfika bisyifa’ihi
. 7X”
Persiapan menghadapi gorgoroh :
Apakah seseorang yang sudah sakit berat dan dalamkeadaan
koma [sudah dekat gorgoroh] maka diperlukanlah:
1.
Menyuruhnya untuk segera taubat sebelum gorgoroh
[sekarat].
2.
Membimbingnya supaya selalu bersangka baik
[husnu zon] kepada Allah.
3.
Mengajarinya di waktu detik-detik terakhir dari
hidupnya dengan kalimat tauhid “la ilaha illalloh”
4.
Membaca Ayat-ayat Al-qur’an di sampingnya untuk
menerangi hatinya/menentramkan pikiranyya, seperti: surat yasin, Arrohman,
Al-waqiah, Al-mulk.
5.
Jangan diratapi.
6.
Menyugi [sugi/sikat] giginya untukmemudahkan
keluarnya Ruh.
Do’a sakratul maut : “ Allohumma
a’inni ‘ala gomarotilmauti wa syakarotilmauti” Artinya: ya..Allah tolonglah aku
atas kesengsaraan maut dan kesaksian/kesakitan maut.
Setelah meninggal dunia :
1.
Menutupkan kedua matanya dan mulutnya dengan
membaca : “ bismillahi wa ‘ala millati rosulillahi sollollohu ‘alaihi wasallam.
2.
Meluruskan persendian yang sedang bengkok untuk
memudahkan apabila di mandikan.
3.
Menutupnya dengan kain putih dibaringkan kea rah
kiblat.
4.
Jika mait dimalamkan hendaklah ditutu lobang
duburnya, hidungnya, dll.
5.
Menyelesaikan segala sangkutan baik terhadap
Allah maupun dengan manusia.
Persangkutan dengan Allah adalah seperti :
1.
Pidiah Sholat
2.
Pidiah Puasa
3.
Kiparat Sumpah
4.
Kiparat Zihar
5.
Kiparat Jima’ di siang Romadhon, dll.
Do’a ketika mendapat musibah kematian :
Do’a memejamkan mata mait :
a.
Memandikan: Meratakan air keseluruh tubuh mait
setelah menghilangkan najisnya dan orang yang memandikan tidak wajib berniat
tapi sunnah.
b.
Alat-alat yang diperlukan:
1.
Meja tempat mandi untuk orang dewasa.
2.
Bak air
3.
Kapur barus, bidara, atau kayu sidir.
4.
Kain basah
5.
Air mutlak – Air wangi – dan Air Mutlak
c.
Peringatan :
1.
Maitlaki-laki harus dimandikan olehlaki-laki
yang masih ada hubungan keluarga. Bila tidak adaboleh laki-laki lain.
2.
Mait perempuan dimandikan oleh perempuan yang
masih ada hubungan keluarga, bila tidak ada boleh wanita lain juga suaminya
atau laki-laki yang masih mahramnya.
3.
Tempat memandikan paling bagus di tempat yang
sunyi.
4.
Orang yang memandikan sunat memicing mata
[jangan terlalu cermat] melihat aurat kecuali hajat.
5.
Si mait hendaklah di beri basahan jangan
ditelanjangi.
Niat memandikan mait laki-laki :
Niat memandikan mait perempuan :
Niat memandikan mait anak laki-laki :
Niat memandikan mait anak perempuan :
Air kedua setelah bersih digunakan salah satu air wangi
berikut ini: air bidara, air kapur barus, atau air kayu sidir untuk
mengharumkan badan si mait.
Lafaz niat meng istinjakkannya ialah : “ nawaitul istinja’a
minal mayyiti fardon ‘alallohi ta’ala”.
Lafaz niat wudu’ bagi mait : “nawaitul wudu’a lihazalmayyiti
lillahi ta’ala”.
-
Jikamait laki-laki yang masih anak-anak wajib
dibuka khulfahnya zakarnya saat dimandikan. Jika khulfah zakarnya mudah
terbuka, tidak sah baginya tayammum, akan tetapi jika khulfah zakarnya sulit
terbuka maka hukumnya wajib ditayammumkan.
-
Lafaz niat menayammumkannya ialah :
-
Stelah berwuduk disunnah kan memakai air Sembilan
[9 X basuh]