Sabtu, 16 April 2016

PANDUAN MENGURUS JENAZAH



keranda jenazah


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi kematian:
1.       Banyak mengingat mati sebagaimana sabda nabi SAW “perbanyaklah mengingat mati” HR. tiirmidzi dan soheh ibnu hibban.
2.       Jangan mencita-citakan kematian karena suatu kesulitan (darurat) dan jika sangat sulit sehingga payah di hindarkan, bacalah do’a “ Allohumma ahyini ma kanailhayatu khoironli wa tawaffani ma kanatilwafatu khoironli”.
3.       Jika ada yang sakit maka jenguklah dan do’akan dia dengan do’a : “as’alullohal’azim robbal’arsyil ‘adzim ayyasfika bisyifa’ihi . 7X”
Persiapan menghadapi gorgoroh :
Apakah seseorang yang sudah sakit berat dan dalamkeadaan koma [sudah dekat gorgoroh] maka diperlukanlah:
1.       Menyuruhnya untuk segera taubat sebelum gorgoroh [sekarat].
2.       Membimbingnya supaya selalu bersangka baik [husnu zon]  kepada Allah.
3.       Mengajarinya di waktu detik-detik terakhir dari hidupnya dengan kalimat tauhid “la ilaha illalloh”
4.       Membaca Ayat-ayat Al-qur’an di sampingnya untuk menerangi hatinya/menentramkan pikiranyya, seperti: surat yasin, Arrohman, Al-waqiah, Al-mulk.
5.       Jangan diratapi.
6.       Menyugi [sugi/sikat] giginya untukmemudahkan keluarnya Ruh.
Do’a sakratul maut : “ Allohumma a’inni ‘ala gomarotilmauti wa syakarotilmauti” Artinya: ya..Allah tolonglah aku atas kesengsaraan maut dan kesaksian/kesakitan  maut.
Setelah meninggal dunia :
1.       Menutupkan kedua matanya dan mulutnya dengan membaca : “ bismillahi wa ‘ala millati rosulillahi sollollohu ‘alaihi wasallam.
2.       Meluruskan persendian yang sedang bengkok untuk memudahkan apabila di mandikan.
3.       Menutupnya dengan kain putih dibaringkan kea rah kiblat.
4.       Jika mait dimalamkan hendaklah ditutu lobang duburnya, hidungnya, dll.
5.       Menyelesaikan segala sangkutan baik terhadap Allah maupun dengan manusia.
Persangkutan dengan Allah adalah seperti :
1.       Pidiah Sholat
2.       Pidiah Puasa
3.       Kiparat Sumpah
4.       Kiparat Zihar
5.       Kiparat Jima’ di siang Romadhon, dll.
Do’a ketika mendapat musibah kematian :
Do’a memejamkan mata mait :
a.       Memandikan: Meratakan air keseluruh tubuh mait setelah menghilangkan najisnya dan orang yang memandikan tidak wajib berniat tapi sunnah.
b.      Alat-alat yang diperlukan:
1.       Meja tempat mandi untuk orang dewasa.
2.       Bak air
3.       Kapur barus, bidara, atau kayu sidir.
4.       Kain basah
5.       Air mutlak – Air wangi – dan Air Mutlak
c.       Peringatan :
1.       Maitlaki-laki harus dimandikan olehlaki-laki yang masih ada hubungan keluarga. Bila tidak adaboleh laki-laki lain.
2.       Mait perempuan dimandikan oleh perempuan yang masih ada hubungan keluarga, bila tidak ada boleh wanita lain juga suaminya atau laki-laki yang masih mahramnya.
3.       Tempat memandikan paling bagus di tempat yang sunyi.
4.       Orang yang memandikan sunat memicing mata [jangan terlalu cermat] melihat aurat kecuali hajat.
5.       Si mait hendaklah di beri basahan jangan ditelanjangi.
Niat memandikan mait laki-laki :
Niat memandikan mait perempuan :
Niat memandikan mait anak laki-laki :
Niat memandikan mait anak perempuan :
Air kedua setelah bersih digunakan salah satu air wangi berikut ini: air bidara, air kapur barus, atau air kayu sidir untuk mengharumkan badan si mait.
Lafaz niat meng istinjakkannya ialah : “ nawaitul istinja’a minal mayyiti fardon ‘alallohi ta’ala”.
Lafaz niat wudu’ bagi mait : “nawaitul wudu’a lihazalmayyiti lillahi ta’ala”.
-          Jikamait laki-laki yang masih anak-anak wajib dibuka khulfahnya zakarnya saat dimandikan. Jika khulfah zakarnya mudah terbuka, tidak sah baginya tayammum, akan tetapi jika khulfah zakarnya sulit terbuka maka hukumnya wajib ditayammumkan.
-          Lafaz niat menayammumkannya ialah :
-          Stelah berwuduk disunnah kan memakai air Sembilan [9 X basuh]

Tidak ada komentar: