Kamis, 15 April 2021

YALLA SANTRI - Bagian ke 4 - (He Na marulos Ngot Ko)

YALLA SANTRI

(Ayo Santri)

Oleh : Mahdian Tamin Rangkuti


Marhaban fil ma’had Darul Azhar. Kira-kira begitu menyambut anda untuk para santri baru. Terserah mau mondok dimana. Saya rasa semuanya sama-sama merasakan hal yang sama yaitu “RINDU” rindu itu adalah anugrah dari Allah, insan yang berhati nurani punyai rasa rindu – Lagu religi malaysia Grouf Roihan.


Selamat meneteskan air mata duhai para penghuni asrama dan gubuk kecil. Begitu orangtuamu melepaskan tangannya dari perut telapak tanganmu. Bukan karena mereka benci atau membuang anda kepesantren. Mereka juga menangis ketika melepaskan anda untuk di masukkan kepesantren ini. Mereka tidak ingin menangis lagi kalau anda sudah dewasa nanti tidak terjerat dengan pergaulan bebas. 


Banyak orangtua khawatir tentang anaknya dipesantren kalau anda tidak pandai memasak, mencuci pakaian, atau dikucilkan teman-teman. Bahkan orangtuamu juga khawatir kalau anda itu salah masukkan ke dunia pendidikan pesantren, takutnya anda dibunuh para gurunya kalau melanggar undang-undang pesantren. Namun keraguan orangtuamu itu dihapus oleh ketulusanmu ingin menuntut ilmu dengan niat karena Allah ta’ala. 

Semua itu hanya cerita fiktif belaka. Dalam sejarahnya tak pernah ada santri meninggal gara-gara hukuman pesantren. Yang ada jika anda meninggal dalam menuntut ilmu akan dimudahkan Allah jalan masuk syurga. Yakinlah bahwa pesantren itu lembaga pendidikan yang benar-benar menjamin kehidupan anda cemerlang dikemudian hari, jika anda mau mengamalkan ilmunya.

Oleh karena itu, hapuslah mitos-mitos yang menghantuimu sebelum menjadi seorang santri. Lenyapkanlah dari hatimu kalau dipesantren itu banyak setan bergentayangan. Namun coba anda yakini saja kalau anda kelak sudah jadi santri anda bisa melihat secara dzohir syetan-setan itu dan memusnahkannya. Atau kalau ada yang bilang ijazah pesantren itu tidak berguna, katakan saja kalau dunia ini sudah dipenuhi santri yang sukses jadi apa saja. maka singkirkanlah dari hatimu setan-setan durjana agar jadi santri seutuhnya.

Jadi rindu anda itu hanya sepanjang tiga hari saja paling lama satu minggu dan seterusnya anda tidak ingin lagi pulang-pulang kampung. Sudah betah dipesantren karena dilupakan banyaknya teman baru dari berbagai daerah. Yang ada malah orangtuamu yang rindu terus, inginnya kamu pulang tiap seminggu sekali. Ingat kalau anda masih rindu kampung, kampung mu itu tak pernah merindukanmu. Semua tentang kampung selalu membuatmu rindu, saudara yang sering berantam paling kamu rindukan, bahkan kucing rumahpun sangat dirindukan. 

Hari ini kawan, hari pertama anda di antarkan kepesantren. Harapan pertama orangtua sudah maqbul anda mau dititipkan disini. Tempat mandiri, masak sendiri, makan sendiri, cuci baju sendiri, begitulah tradisi santri. Bagai lagu dangdut Angka 1 – caca handika.  Anda kepesantren bukan untuk membebaskan diri bermain, atau sekedar rekreasi. Tapi anda di antar kepesantren untuk di gembleng menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dengan ilmu-ilmu dunia dan akhirat yang di curahkan oleh para ‘ulama, kiyai, ustadz maupun buya dan ummi.

Dengan harapan orangtua. Anda  bisa menyolatkan mereka ketika terbaring kaku tak bernyawa dan mendoakannya. Ingat, apa yang dilakukan orangtua agar kamu betah di pesantren, segalanya adalah demi anda. Tentu apapun ilmu yang diajarkan para ustdz dan ustadzah harus anda catat, hafadz dan amalkan. Segala ilmu yang dicurahkan para guru itu laksana menaburkan mutiara yang mengharuskan anda menangkapnya semua jangan sampai lewat begitu saja tanpa berbekas sedikitpun. 

Orangtua mulai giat mencari nafkah. Agar anda giat belajar. Dari  alif sampai ya diajarkan makhroj hijaiyah . hidupmu dipesantren penuh dengan kisah. Anda sangat polos, masih kencing berdiri, mandi tanpa basahan, makan berdiri, minum berlari-lari. Mulai dari hal seperti itu anda ditempah menjadi seorang manusia berakhlaqul karimah, diajarkan tata kerama, kasih sayang, menghormati saling menghargai, mengenal sesama teman yang datang dari berbagai daerah. Disatukan agar terjalin silaturrahmi dan kalian itu saudara. 

Dipesantren anda diajarkan ilmu-ilmu klasik agama islam, ada Al-Qur’an, hadis, Tauhid, tajuid, nahu sorof, dan lainnya. Semua itu wajib anda kuasai. Untuk bekalmu nanti di tengah-tengah masyarakat. Tujuan utamanya adalah mengamalkan ilmu yang engkau tuntut. Menjadi teladan di masyarakat. Bukan jadi penjahat. Hidup penuh maksiat, akhirnya mati terlaknat, dikubur rapat-rapat, supaya tidak melompat, seperti bodat, datang dua malaikat, menanya amal ibadat. Hancurlah jasad menunggu kiamat,di jatuhkan ke neraka kelak di akhirat. Nauzubillahi min zalik. 

Dengan hal demikian saat ini  bukan lagi dirumah anda melainkan sedang di dalam gubuk kecil sendirian atau di asrama bareng teman. Tak ada lagi yang memanjakanmu ketika ingin bangun tidur, menyediakan sarapan pagi, menyetrika pakaian atau mengikat tali sepatumu, bahkan ketika berangkat sekolah, tak ada lagi tangan ayah dan ibu untuk di cium. Yang ada seerba pendidikan. Cara membangunkan anda pun tak seramah dirumahmu lagi. dipesantren alaram berganti dengan nada wali asrama atau kakak kelas menyita mimpi-mimpimu di sepertiga malam menyuruh solat tahadjud sambil memukul lemari yalla, yalla, yalla.

Sangat berat memang menjadi santri. Bukan lagi matahari menunggu anda bangun tapi sebaliknya andalah yang menunggu matahari terbit. Sejak fajar anda sudah wajib bangun untuk melaksanakan sholat sunnah, sampai azan subuh, anda disarankan menghafadz pelajaran atau mengaji Al-qur’an setidaknya berdzikir pada Allah. Bahkan pagi yang dingin itu anda di anjurkan untuk mandi agar tubuh segar. Istilah santrinya “ di dalam jiwa yang sehat terdapat akal yang sehat”.

Namun jangan khwatir kawan kebiasan itu lama kelamaan menjadi hal tabu. Seperti kata santri Al-Azhar Jambur Padang Matinggi- mandailing natal “ Assomalu La Taruba liannahu karena biasa” artinya kebiasaan itu takkan berubah karena sudah terbiasa. Bangun saat fajar sekaligus mandi lalu menghafal pelajaran disaat sedapnya tidur membuat anda tidak enak badan jika meninggalkan kebiasaan itu.

 Nikmatilah menuntut ilmu di pesantren, segala sesuatu menjadi pelajaran dan ibadah. Mulai dari tidur hingga bangun kembali semua di atur waktunya. Tentu yang demikian anda diwajibkan mematuhi peraturan yang berlaku dipesantren. Jangan gara-gara hal-hal kecil dan sepele membuat anda berhenti mondok. Ketahuilah bahwa suasana di pesantren itu sama halnya dengan di rumahnmu juga,  pembedanya cuma beberapa konskensi agar anda jera untuk mengulanginya.

Misalnya di rumah anda tidak solat paling orangtua merepet sebentar saja. kalau dipesantren mungkin anda di suruh berdiri selama dzikir atau menghafal Qur’an atau di suruh towaf keliling asrama fatayat atau pokir. Kalau ketahuan lari dari pagar pondok bisa jadi anda di botak atau di pajang dengan tulisan perjanjian. Kalau dirumah anda disuruh orangtua namun memilih pergi main sama teman paling anda tidak dapat jajan. Kalau ketahuan pacaran di kampung paling anda cepat dinikahkan, kalau di pesantren ketahuan pacaran mungkin di arak-arak seperti penganting keliling area pesantren agar kalain malu dan taubat mau belajar serius. Semua itu adalah kisah yang tak terlupakan. Maka sadarilah prilaku-prilaku buruk hindari dari diri anda, bentengi dengan wejangan-wejngan guru ketika menerangkan kitab kuning.

Jangan terlalu cepat mengambil keputusan bahwa kamu tidak tahan dengan peraturan pesantren kemudian berhenti gara-gara bertukar sandal, hilang uang, beras, lauk, nasi, pakaian, juga besi-besi kompor. Itu Cuma alasan belaka. Tradisi itu sudah lama ada bukan hal baru. Yang namanya berasrama, orang banyak pasti terjadi saling mengambil milik temannya sendiri. Bukan saja dipesantren. Itulah tanggung jawabmu pada diri sendiri, bagaimana agar piring mu tidak hilang di ambil teman lagi. 

Apakah anda tidak sadar kalau yang menghilangkan itu semua  adalah syetan yang nyata. Agar anda meninggalkan pesantren. Lalu iblis tertawa berbahak-bahak, kalau visi misinya sukses, satu santri berhasil disingkirkan. Ada alat promosinya lewat dirimu kalau pesantren tersebut sangat jahat. Engkaupun akan ditanyai teman-teman, sanak saudara, handai dan tolan mengapa berhenti dari pesantren. Iblis mengajarimu dengan fasih. Pesantrennya ngak bagus, gurunya lebih pintar anda, salah-salah dikit gurunya menyiksa, barang-barang aku hilang semua, orang-orangnya jahat, bayarannya mahal tapi makan dibatasi, sakit pun di paksa sekolah, saya pikir dulu pesantren itu sekolah agama ternyata neraka , katamu. Tanpa anda sadari bahwa engkau sedang meletakkan mahkota kadzib, khianat, kitman, baladah di kepala iblis. Lalu mencentang daftar nama anda sebagai temannya kelak di neraka jika anda tidak bertaubat menyesali apa yang sudah anda fitnah. 

Anggaplah kalau semua barang-barangmu itu milik bersama. Tinggal lagi kalau bisa jagalah dengan baik agar orangtua tidak saban hari bawa belanja mengganti barang baru. Lama-lama orangtua juga yang menyuruh anda berhenti akibat hilang tutup periuk. Masalah yang tidak masuk akal. Kalau misalnya anda berhenti dari pesantren tersebut tentu membuat surat pindah dengan alasan meninggalkan sekolah asal : sebab kehilangan tutup periuk.

Kalau anda benar-benar mengamalkan manjadda wa jada. Mansobaro zofiro pun kan mudofun ilaih. Kalau begitu tidak usah anda menceritakan keburukan-keburukan pesantren yang kamu alamai, ceritakanlah keberhasilanmu pada orangtua. Agar mereka lebih semangat menyekolahkan anda di pesantren. Setiap santri itu punya pengalman-pengalaman yang berbeda sama-sama merasakan senasib seperjuangan. Menangis dikala duka tertawa jika datang belanja.

Pola tiap pesantren itu memang berbeda-beda. Ada salafiyah juga modren ada. Ada yang pondokan juga asrama ada. Ada masak sendiri bayar makan juga ada. Ada yang mengharamkan santrinya main elektronik membolehkannya juga ada. Ada yang bording juga tidak menginap ada. Zaman kerang sudah lengkap model pesantren tergantung pada pilihan manusianya mau kemana ia nyantri. Semua pola mendidiknya walau beda kurikulum namun sama tujuannya yaitu membangun generasi yang berimtak. 
Lalu bagaimana supaya anda bisa mencapai visi dan misi pesantren tersebut kalau bukan giat mempelajari ilmu-ilmu pesantren. Tidak menghiraukan perjuangan orangtua kerja keras banting tulang. Adakalanya orangtua kita petani sepanjang hari memunggungi matahari. Ada juga pekebun, pedagang, pejabat, nelayan, tukang, penjahit, buruh serabutan. Kalau penghasilan orangtua pas-pasan apakah anda ingin juga meneruskan penderitaan orangtua setelah menyandang gelar alumni. 

Bukankah cita-cita anda ingin sekolah keluar negeri seperti ke timur tengah. Paling tidak bisa kuliah sambil kerja di negri sendiri. Kalau orangtua dibawah garis kemiskinan. Belanjamu saja kentang selama tujuh tahun. Apakah bisa anda jamin kalau orangtua bisa memenuhi cita-citamu itu. padahal dipesantren anda di tempah mandiri. Agar kalau sudah jadi alumni tidak lagi menjadi tanggungan orang tua melainkan engkaulah yang membantu ekonomi mereka. Tidak cukupkah selama tujuh tahun anda di pondok pesantren di belanjai. Apakah masih berlanjut sampai anda menikah dan punya anak tetap orangtua yang membutuhi.

Kalau tidak mengapa anda masih sibuk kombur dengan teman-teman di asrama. Betapa senangnya anda tertawa bareng kawan-kawanmu tidak menghafadz pelajaran ketika waktumu kosong. Coba ingat, uang pembeli kitabmu itu mati-matian orangtua mencarinya, bahkan dipinjam dulu pada orang lain. Terkadang orangtua kita dapat hinaan dan caci maki tetangga, gara-gara terlalu berani memasukkan kita kepesantren sementara tanah tempat meludahpun tidak punya. Kata-kata seperti itu sudah tebal di  telinga ayah dan ibu kita. Yang penting anaknya di pesantern bahagia. Tidak meminjam sabun temannya , atau mengambil makanan santri lain. Walaupun bagaimana caranya yang paling utama memikirkan anaknya yang mau mondok dipesantren dengan ikhlas dan halal.

Kalau kiriman anda datang, bukan untuk berhura-hura. Berbagi kepada teman boleh sewajarnya saja tapi tidak usah ikuti gaya mereka yang glamor. Ingatlah saudaramu juga masih ada yang sekolah, mereka pun harus dipikirkan orangtua kebutuhan sekolahnya. Berhematlah, kalau belanja seminggu yang dikirim, coba mulai anda hilangkan keborosan, manatau bertahan sampai dua minggu. pola makan di pesanteren itu sangat beda dengan di rumah, tidak bisa sama sekali anda samakan. Tidak mengapa anda sering puasa demi  menghemat belanja. 

Santri dahulu kala pun, mereka juga tidak bermewah-mewah. Seperti para ulama’ dan kiyai. Merasakan penderitaan dalam menuntut ilmu di pesantren. itupun mereka alami ketika jadi santri namun tidak menyurutkan semangat belajar sampai tengah malam sekalipun di gubuk-gubuk kecil bersama cahaya lampu teplok. Khusu’ mengkaji kitab-kitab kuning. Mereka mudzakaroh, membahas karya-karya syech, sampai mereka membuat kitab karya mereka sendiri yang di pelajari setiap pesantren sampai sekarang.  
Bahkan mereka menyambung hidup sambil bercocok tanam sayuran disekitar pesantren. mereka mengurangi beban orangtua dalam menafkahi. Jarang sekali dapat kiriman dari kampung. Selain belajar mereka juga seperti warga biasa mencari kayu bakar kalau hendak memasak. Bahkan kalau tidak ada sayur yang dapat di masak  kerikil sungai pun di gulai agar  kuahnya bau ikan. Paling tidak kalau ada singkong di rebus atau dibakar saja dicocol pakai lasiak tuk-tuk.

Kalau dilihat zaman sekarang sudah serba instan. Seharusnya memperbanyak waktu anda belajar. Berhentilah bolos sekolah. Kejahilan anda di pondok akan diketahui pengawas pesantren. Sebab semua isi pesantren itu bisa berbicara. Mulai dari gerbang, pagar, asrama, pondok, musholla, taman, kamar mandi semua bisa bicara. Kalau anda sedang lari melewati pagar kawat duri, membobol pagar seng atau papan dari belakang, tidur di balik lemari, sembunyi di dalam balunan tikar, atau naik keatas loteng asrama. Merokok di dalam hammam. Kirim surat lewat lipatan qur’an. Main hape di dalam selimut. Bakal jasus.

Bangunlah kawan dari tidurmu, jangan semua jadi tempat tidur. Sedang belajarpun anda susun kitab kuning di meja, lalu menyembunyikan wajahmu disitu, gurumu itu tau walau mereka sudah tua tapi penglihatannya masih jelas mendobit kitab gundul. Menurut anda mereka tidak tau kalau anda sedang tidur disitu. Atau pura-pura berdzikir di mushollah saat berjama’ah dengan menutupi seluruh tubuhmu dengan serban atau mukena. Padahal jelas-jelas anda beberapa kali ditinggalkan jamaah menahan rem, maju mundur, maju mundur syantik, seperti itu. 

Jadi tidak usah marah kalau kena siram air ketika dibanguni saat fajar menyingsing. Itu tandanya kalau dipesantren anda sedang menumpang kawan. Tujuh tahun itu sangat singkat. Tidak terasa anda akan meninggalkan pesantren lalu membawa nama al-mamater pondok. Titel namamu menjadi santri tammatan pesantren, lalau apa yang sudah anda persiapkan. Sudahkah anda mampu diterjunkan ketengah-tengah masyarakat menjadi teladan. Atau meneruskan sekolah setinggi-tingginya menjadi fakar ilmu.

Kalau anda tidak lagi melanjutkan perguruan tinggi. Tidak juga merantau, apakah masjid dikampungmu tidak lagi sepi suara azan jika sudah waktunya. Akankah anak-anak sekampung bisa anda ajarkan ilmu yang kamu pelajari. Paling tidak mengaji atau madrasah. Siapkah anda mengisi ceramah ke desa-desa.  kalau ada wirid yasin ibu-ibu. Juga mengisi ceramah maulid nabi, isra’ wal mi’raj, dan penyambutan bulan suci ramadhan.

Persiapkanlah dirimu akan dipakai orang jadi imam, hafal beberapa ayat-ayat qu’ran kalau mampu takhfidzkan. Perlu juga dali-dalil hadis serta hukum fikih modal utama memnghadapi masyarakat. Apalagi do’a-doa untuk beberapa acara. Karena anda pasti diminta untuk mendo’akan jenazah, kenduri, syukuran dan sebagainya. Bahkan anda juga diyakini masyarakat bisa mendo’akan yang kerasukan syetan. Yakinlah bahwa ilmu pesantren itu multi fungsi.

Walaupun anda sudah alumni pesantren, tetaplah berpegang teguh pada kesantrian anda. Jangan langsung lepas sarung, baru semalam pengumuman anda sudah berani buka hijab. Artinya disiplin waktu tetap jaga, solat 5 waktu tetap jalankan, puasa sunnah senin kamis, solat malam, baca qur’an, mengulangi baca kitab-kitab agar tidak hilang begitu saja. sebab bencana ilmu itu adalah lupa. 

Berhati-hatilah terpengaruh dengan pergaulan bebas. Anda tidak dilarang berteman dengan orang jahat asal engkau bisa mengajaknya pada jalan kebaikan. Santri itu ibarat pancing ikan, jangan ikan yang memancing anda. Jauhkan diri anda dari narkoba, mencuri, zina, meminum-munuman khomar, dan berjudi yang membuat orangtuamu menangis. Ketika tau kalau anaknya disayangkan 7 tahun dipesantren jadi penjahat. Jika sempat terjerumus, itu berpangkal dari diri anda sendiri. Dan Allah berfirman :
Tidak akan berubah suatu kaum kecuali mereka merubahnya sendiri

Tidak menutup kemungkinan kejahatan itu menghampiri anda. Semakin tinggi ilmu seseorang semakin berat cobaan yang dihadapinya. Bentengilah dengan keimanan. Serta ilmu yang anda miliki, berserah dirilah pada Allah untuk menjalankan amar ma’ruf nahi munkar. Dari awal anda berniat masuk peantren sudah di incar iblis kapan anda terjerumus kelembah kenistaan. 

Maka ajarkanlah ilmu anda dimanapun berada. Berterimakasihlah pada kedua orangtuamu juga pada guru-gurumu karena anda telah digiring mereka menjadi anak yang soleh-solehah. Harapan guru-guru pesantren anda menjadi penerus mereka, pewaris anbiya. Begitu juga dengan orangtua, mereka sangat bangga kalau anda mau mengabdikan ilmu untuk orang-orang sekitarmu. 

Betapa banyaknya santri bertebaran di muka bumi ini, meninggalkan kampungnya menyebarkan ilmu yang dimilikinya walau sedikit. Anda tau sekali bahwa ilmu itu kalau di ajarkan akan semakin banyak, dan ilmu itu akan menjaga anda. Itulah satu-satunya modal utama kalau ingin bahagia dunia akhirat.

Man arodaddunya fa alaihi bil ilmi
Waman arodal akhiroh fa’alaihi bil ilmi
Waman aroda huma fa’alaihi bil ilmi
Barang siapa ingin bahagian di dunia harus dengan ilmu
Dan siapa ingin bahagia di akhirat harus dengan ilmu
Siapa ingin keduanya bahagia dunia akhirat harus dengan ilmu

Jadilah pelopor ummat. Tuntut ilmu walau kenegri cina, berlomba-lombalah mencari ilmu. Kata imam syafii : merantaulah lalu pulang kampung mengajarkannya. sesungguhnya kayu ara itu akan menyeramkan ditengah hutan dan cantik dipinggir jalan raya. Permasalah anagama yang terjadi disekitarmu luruskanlah semampumu. Jika anda kurang faham menjawab sebuah pertanyaan masyarakat, catatan untuk dijawab lain  hari. Buka kembali dalil-dalil yang soheh, atau bertanya pada guru, mudzakaroh dengan teman-teman sekalipun lewat media sosial jangan pula hukum dibuat-buat sehingga pertanyaan ummat tidak mendapat jawaban menyesatkan.

Jika Allah memberi sebuah kepintaran menjadi kelebihanmu, jangan anda sombong menganggap diri paling pintar. Belum tentu yang pintar itu mampu mengajarkan ilmunya. Malah nilai yang di bawah rata-rata kebanyakan berani menjadi pengajar untuk ummat. Lagipula ilmu itu dituntut bukan bahan pamer mencari pujian orang. Sedikit-sedikit kesalahan orang di bidiahkan. Kepanatikan anda terlalu cepat mnghujjah. Hingga anda lupa hujjah itu diperlukan hanya untuk mengiring ummat dalam jalan kebenaran saja kalau terjadi perbandingan yang tidak sesuai dengan kaidah disitulah anda perlu dihadirkan. 

Ilmu itu untuk diamalkan kalau tidak kassajari bila tsamarin. Hanya sampah saja yang anda peroleh, tak kunjung berbuah. Ada banyak orang suka berhujjah tentang ilmu, panatiknya luar biasa. namun mengamalkannya ia abai. Semacam ini ibarat perpustakaan keliling. Atau penjual koran yang buta huruf. Persis seperti senter hanya menerangi orang saja, dirinya sendiri gelap gulita.
Harapan kita semua dimanapun kita mondok menimbah ilmu pesantren, jadilah santri yang mencerahkan ummat dan bangsa. Karena santri itu bermacam-macam profesinya kalau sudah lulus. Ada yang melanjutkan usaha orangtua namun semakin dimajukannya. Adakalanya menjabat di perusahaan swasta maupun negara. Ada juga yang masih terus mencari ilmu setinggi-tingginya, dan tak sedikit begitu lulus mendapat jodoh.

Dengan begitu jiwa santrimu tetap budayakan dalam kehidupan. Terapkan ilmu-ilmunya dalam usaha anda. Baik anda lulusan pesantren salafiyah maupun modren. Kalau Allah menganugerahkan anda berada di lingkungan pesantren modren. Bukan sekedar membanggakan harta orangtua. Engkau dimanjakannya sangat terbatas waktunya. Yaitu sampai lulus saja. bukan mentang-mentang anda berada disebuah pesantren bergengsi menganggap diri lebih hebat, lebih jago dan sombong. Rendahkanlah hatimu. Belum tentu anda sehebat mereka yang sekolah tidak lengkap fasilitas pesantrennya. Boleh anda berbangga diri diberikan rezeki menuntut ilmu di sekolah yang serba lengkap. Tapi mau berbagi pengetahuan dengan mereka yang tidak senasib dengan anda. 

Tiada gunanya anda membanggakan kekayaan sesama teman. Menceritakan jabatan orangtua. karena belum tentu engkau bisa sesukses orangtuamu. Yang perlu anda miliki adalah ilmu yang berkah, berakhlak mulia, rendah hati, memanfaatkan kiriman orang tua pada yang penting-penting saja. tiada yang tau jatuh bangunnya usaha orangtua secara tiba-tiba anda harus terpaksa keluar dari pesantren sebab tak mampu lagi membayar uang sekolah. Kalau anda mengerti bagaimana jerih payah orangtua menyekolahkan anda tentu dengan hemat itu anda bisa meneruskan pensisikan sampai kejenjang yang tinggi.

Tidak zaman lagi merasa terkucilkan kalau anda nyantri di pesantren yang tidak begitu lengkap penunjang belajarnya. Anda tidak kalah hebat dengan mereka yang nyantri di pesantren modren. Kalau anda digembeleng kiyai menjadi calon ustdaz-ustadzah, mungkin mereka di gembleng dengan ilmuan sains dan tehnologi. Dengan begitu santri benar-benar jaya, kalau kiyai dan ulama berhasil mencetak generasi yang beriman, taqwa, teknologi. Nama besar santri ternyata luar biasa. saya yakin anda bangga menjadi santri.

SELAMAT HARI SANTRI 22 OKTOBER 2020
Arsip Dian 2020 : Makam Mahligai -Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara



Penulis : Mahdian Tamin Rangkuti
Judul Artikel: Yalla Santri (sambungan He na marulos, Ngot ko)
Tema : 22 oktober hari santri

Tidak ada komentar: