Bismillahirrohmanirrohim
Pondok Pesanten Ma'hada Darul Azhar berdiri pada tahun 1998, terletak di Desa Jambur Padang matinggi, kecamatan panyabungan utara, kabupaten mandailing natal, pesantren Al-azhar di dirikan oleh Ayahnda H. husni musthofa siregar akrab disapa buya bagas beserta istrinya oleh HJ. aisyah sitompul yang dikenal masyarakat setempat ummi masin.
pesantren darul azahar (Al-azhar) sendiri awalnya masih sekolah arab atau taman baca Al-qur"an kala itu. sarana dan prasarana 3 kelas dinding papan ditambah 3 kelas beton dengan fasilitas meja panjang untuk kelas 1 duduk dilantai, meja dan kursi untuk kelas 2 dan 3 saja. saat berlangsung belajar-mengajar, santri laki-laki dan perempuan secara terpisah disekat dengan kain hijau. muridnya berjumlah puluhan bahkan ratusan, itupun kalau buya bagas pulang dari tanah suci makkah membawa oleh-oleh haji, hampir semua anak-anak desa jambur padang matinggi mendadak jadi santri menimbah ilmu agama ke madrasah al-azhar namun sebahagian hanya demi mendapat beberapa biji buah korma, kismis dan secangkir mini arab air zam-zam semuanya berlandaskan "innamal agmalu binniyyat". melihat kondisi banyaknya murid, penambahan gedung bertingkat pun mulai di bangun. meskipun masih berstatus madrasah ibtidaiyah Al-azhar. Persyaratan untuk tammat ibtidaiyyah wajib tammat Sekolah Dasar (SD) dulu baru santri di berikan ijazah tanda lulus.
diantara santri dadakan itu adalah salah satunya penulis sendiri. setelah mendapat info seperti kabar burung dari kakak yang sudah kelas tiga ini juga membuatku jadi ikut sekolah madrasah AL-azhar. jumlah kami memang membeludak hingga ruangan kelas tidak dapat menampung lagi akhirnya halaman kilang padi tempat menjemur padi dipadati oleh santri Al-azhar. sekali seminggu fokir dan fatayat roker kelas, jika pekan ini fokir di kelas maka fatayatnya di halaman kilang padi duduk di atas semen beratapkan langit jambur padang matinggi, karena sangat diharamkan bagi kami bercampur antara fokir dan fatayat walau umur kami masih belia alias belum mumayyiz bin kanak-kanak.
hal yan unik di madrasah Al-azhar ialah jika ada yang nakal sekolah seperti cabut setelah solat asyar atau goib tanpa izin, maka selesai sholat asyar buya atau ummi pun mengabsen kami hanya menanyakan " man goib" ruangan kelas pun dipenuhi suara kami mengadukan siapa saja temannya yang nakal dan tidak hadir, buya atau ummi pun menyarankan kami supaya besok membawa tempurung masing-masing dua per orang.
besoknya seperti biasa setelah menjelang Asyar anak-anak al-azhar berlarian menyerbu air keruh, kami sebut tobat godang (kolam besar) untuk fokir tobat congke (kolam cengkeh) khusu fatayat untuk berwudu', selesai sholat asyar berjama'ah, zikir bersama di lafazkan mulai istigfar hingga syair-syair seperti " ya..robbana bil musthofa, wali-wali daina ......Al_akhir" atau "ya...robbibil musthofa balig maqo...al_akhir" baru do'a. kemudian diberikan jam istirahat sekitar 5 menit cukup hanya jajan saja atau lainnya, maka kami masuk kelas kembali, nah...disinilah saatnya pemanggilan bagi orang-orang yang tidak hadir kemaren atau dalam tempo yang lalu. tersangka akan dikenakan hukuman menggotong meja panjang satu untuk dua orang, kemudian di iringi ratusan anak-anak Al-azhar mengarak mereka sepanjang jalan keliling.
jadi sepanjang jalan tersebut warga senag melihat kami yang pawai, paling malunya jika orangtua sendiri melihat kita kena hukuman. orangtua pasti senang melihat kami seperti ini, bahkan pujian dari warga berhamburan ke al-azhar dengan adanya hukuman seperti ini, dan mungkin saja ini adalah salah satu promosi madrasah supaya lebih banyak yang mendaftar. selain biaya gratis terkadang kita dapat hadih dari buya atau ummi, jadi dunia anak-anak saat itu benar-benar dimanjakan oleh para buya dan ummi.
sekali sebulan agenda mandrasah Alazhar adakan rihlah, atau jalan-jalan mengunjungi tempat wisata yang tidak berbau maksiat, biaya ongkos gratis karena mobil buya saat itu terbilang banyak, ada travel, truk dll jadi yang mengangkut kami tiap akhir bulan truk buya sendiri dan beliau selalu blang, ini adalah mobil kita bersama, sekolah kita bersama, jadi semua ini adalah punya islam dakwah, walaupun ongkos gratis tapi makan bawa bontot masing-masing coy...
penulis masih ingat saat itu rihlah ke taman wisata mandailing natal "SAMPURAGA"
melihat rasa antusiasnya masyarakat kepada agama, mendorong buya supayamendirikan pesantren tingkat smp dan sma.
Pondok Pesanten Ma'hada Darul Azhar berdiri pada tahun 1998, terletak di Desa Jambur Padang matinggi, kecamatan panyabungan utara, kabupaten mandailing natal, pesantren Al-azhar di dirikan oleh Ayahnda H. husni musthofa siregar akrab disapa buya bagas beserta istrinya oleh HJ. aisyah sitompul yang dikenal masyarakat setempat ummi masin.
pesantren darul azahar (Al-azhar) sendiri awalnya masih sekolah arab atau taman baca Al-qur"an kala itu. sarana dan prasarana 3 kelas dinding papan ditambah 3 kelas beton dengan fasilitas meja panjang untuk kelas 1 duduk dilantai, meja dan kursi untuk kelas 2 dan 3 saja. saat berlangsung belajar-mengajar, santri laki-laki dan perempuan secara terpisah disekat dengan kain hijau. muridnya berjumlah puluhan bahkan ratusan, itupun kalau buya bagas pulang dari tanah suci makkah membawa oleh-oleh haji, hampir semua anak-anak desa jambur padang matinggi mendadak jadi santri menimbah ilmu agama ke madrasah al-azhar namun sebahagian hanya demi mendapat beberapa biji buah korma, kismis dan secangkir mini arab air zam-zam semuanya berlandaskan "innamal agmalu binniyyat". melihat kondisi banyaknya murid, penambahan gedung bertingkat pun mulai di bangun. meskipun masih berstatus madrasah ibtidaiyah Al-azhar. Persyaratan untuk tammat ibtidaiyyah wajib tammat Sekolah Dasar (SD) dulu baru santri di berikan ijazah tanda lulus.
diantara santri dadakan itu adalah salah satunya penulis sendiri. setelah mendapat info seperti kabar burung dari kakak yang sudah kelas tiga ini juga membuatku jadi ikut sekolah madrasah AL-azhar. jumlah kami memang membeludak hingga ruangan kelas tidak dapat menampung lagi akhirnya halaman kilang padi tempat menjemur padi dipadati oleh santri Al-azhar. sekali seminggu fokir dan fatayat roker kelas, jika pekan ini fokir di kelas maka fatayatnya di halaman kilang padi duduk di atas semen beratapkan langit jambur padang matinggi, karena sangat diharamkan bagi kami bercampur antara fokir dan fatayat walau umur kami masih belia alias belum mumayyiz bin kanak-kanak.
hal yan unik di madrasah Al-azhar ialah jika ada yang nakal sekolah seperti cabut setelah solat asyar atau goib tanpa izin, maka selesai sholat asyar buya atau ummi pun mengabsen kami hanya menanyakan " man goib" ruangan kelas pun dipenuhi suara kami mengadukan siapa saja temannya yang nakal dan tidak hadir, buya atau ummi pun menyarankan kami supaya besok membawa tempurung masing-masing dua per orang.
besoknya seperti biasa setelah menjelang Asyar anak-anak al-azhar berlarian menyerbu air keruh, kami sebut tobat godang (kolam besar) untuk fokir tobat congke (kolam cengkeh) khusu fatayat untuk berwudu', selesai sholat asyar berjama'ah, zikir bersama di lafazkan mulai istigfar hingga syair-syair seperti " ya..robbana bil musthofa, wali-wali daina ......Al_akhir" atau "ya...robbibil musthofa balig maqo...al_akhir" baru do'a. kemudian diberikan jam istirahat sekitar 5 menit cukup hanya jajan saja atau lainnya, maka kami masuk kelas kembali, nah...disinilah saatnya pemanggilan bagi orang-orang yang tidak hadir kemaren atau dalam tempo yang lalu. tersangka akan dikenakan hukuman menggotong meja panjang satu untuk dua orang, kemudian di iringi ratusan anak-anak Al-azhar mengarak mereka sepanjang jalan keliling.
jadi sepanjang jalan tersebut warga senag melihat kami yang pawai, paling malunya jika orangtua sendiri melihat kita kena hukuman. orangtua pasti senang melihat kami seperti ini, bahkan pujian dari warga berhamburan ke al-azhar dengan adanya hukuman seperti ini, dan mungkin saja ini adalah salah satu promosi madrasah supaya lebih banyak yang mendaftar. selain biaya gratis terkadang kita dapat hadih dari buya atau ummi, jadi dunia anak-anak saat itu benar-benar dimanjakan oleh para buya dan ummi.
sekali sebulan agenda mandrasah Alazhar adakan rihlah, atau jalan-jalan mengunjungi tempat wisata yang tidak berbau maksiat, biaya ongkos gratis karena mobil buya saat itu terbilang banyak, ada travel, truk dll jadi yang mengangkut kami tiap akhir bulan truk buya sendiri dan beliau selalu blang, ini adalah mobil kita bersama, sekolah kita bersama, jadi semua ini adalah punya islam dakwah, walaupun ongkos gratis tapi makan bawa bontot masing-masing coy...
penulis masih ingat saat itu rihlah ke taman wisata mandailing natal "SAMPURAGA"
melihat rasa antusiasnya masyarakat kepada agama, mendorong buya supayamendirikan pesantren tingkat smp dan sma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar