Selasa, 29 Maret 2016

CATATAN HATI SEORANG SANTRI


cerita anak santri

Setelah dewasa ini. Baru ku sadari bahwa aku seolah tak pernah melewati krikil yang tajam bersama granit dalam perjalanan hidup ini. Dulunya aku memikirkan sekedar lulus al-azhar sudah cukup. Ternyata aku menyesal camkan itu. Karena ku ingin trus melanjutkan perjalanan hidup hingga ke ujung dunia. Dengan harus mengelilinginya tanpa arah yang pasti. Yang penting, nekat itulah yang harus dinomor satukan. Karna kenekatanku berexsprimen. Keajaiban bermunculan secara nyata di hadapan mata kepalaku. Terkadang begitu. Kini aku harus melangkah lebih jauh dari sebelumnya. Aku tak ingin begini saja. Berjalan pada poros berhenti saat ada hambatan. Padahal aku mampu menerobosnya. Aku yakin. Kesuksesan itu tak pernah terjadi dalam diriku selagi aku di kandang orang. Ku ingin seperti ara dipinggir jalan kota ingin lari dari semak belukar angker. Mimpi itu sering kenyataan. Walau hanya sekedar terlintas di benakku yang halus. Itu benar. Karna selama ini yang ku cita-citakan lama terwujud. Namun aku masih bersabar mengejar mimpi itu. Aku tau aku bisa bangkit sendiri. Setelah berhasil nanti. Pasti lautan tepuk tangan mengejutkanku dalam apresiasi sukses. Karna sebelumnya mereka pernah menertawakanku. Tak mendukung keinginanku. Kutau. Aku tak boleh tergantung pada ide orang. Karna sudah jelas dia memperbudakku. Lebih baik aku modalkan yang sedikit tapi itu. Hasil keringatku. Daripada meminjam. Habis kontrak tutup notes. Percayalah. Aku tak suka di atur-atur. Karna itu bukan bisikan hatiku. Tak enak makan hasilnya. Kalau bukan jerih payah sendiri. Bersabar dan berusahalah selamanya pasti dibalik rahasiamu terSimpan keberuntungan. Ok.

Tidak ada komentar: