Minggu, 27 Maret 2016

[AL-Azhar jambur] VILLA ASMARA


Allohu goyatuna
warrosulu qudwatuna
walqur'anu dusturuna
walmautu fi sabiluna
wajihadu asma' asmauna

bergema suara santri dibawah pohon ara muda, dibalik dain-daun lebar itu cahaya mentari pagi mengintip-intip barisan kami di saat hablah didepan kantor guru bersama mengikuti nada-nada asma'ul husna yang dilantunkan ratusan santri-sanrtiah darul azhar jambur padang matinggi. hablah ini tiap hari rutintas bersama guru-guru tenaga pendedik dan pengajar yang kami sebut buya dan ummi.

asm'aul husna yang kami lantunkan bersama fatayat di balik bangunan ini mengudara lewat toa yang di paku bagian gording asrama fatayat terdengar jauh keperkambungan industri batu-bata. dan toa ini adalah sangat ditakuti seluruh santri jika namanya lewat dari siti diumumkan oleh ummi aisyah sitompul akrab kami sapa ummi bagas mengumumkan nama yang melanggar peraturan tata tertib pondok al-azhar.

seperti di pagi hari yang tidak megikuti hablah, dan ketahuan sembunyi di balik pondok atau mengurung diri didalam gubuk kecil. kenakalan ini kerap sekali dilakukan tiap santri tapi tak semuanya, biasanya yang sudah kelas tiga dan lima, meskipun ada yang ditugaskan patroli abang kelas enamnya si pelaku tetap bisa meloloskan diri dari intel-intel berjubah putih dan yang paling di segani. kadang ada yang sembunyi dikamar mandi, jika ketahuan alasannya buang hajat, bayangkan saja dari habis subuh hingga setengah delapan, itulah alasan dari fokir alias santri.

lebih eksprimenlagi kalau kenakalan fatayat, katanya ada yang sembunyi di balik lemari bahkan didalamnya, dan ada juga yang naik ke atas kuda-kuda bangunan, kalau ketahuan alasannya cuman satu " maklum ummi" untung kakak kelasnya yang maklum atau ummi lain tapi kalau ummi bagas, tiada maklum baginya sebelum di introgasi. apakah masih benar PMI atau kapas udah putih kembali. heehhe "cerita fatayat penulis dapat dari sumber berpengalaman yang sepondok juga waktu pengabdian dulu [sensor].

jika sudah selesai berdo'a maka buya pun memberikan sedikit ta'lim dengan khas logat arabicnya tak pernak lupa mengajak kami selalu bersyukur "lain syakrtum la azidannaku, wala inkafartum inna azabi la syadid" ayat ini tak pernah alfa disampaikan buya tiap kali giliran ta'lim pagi, begitu juga dengan ayat yang menyebutkan "tidak senang orang-rang kafir pada orang islam kecuali mereka membalikkan ummat ini kepada golongan mereka" ta'lim buya membakar semangat anak-anaknya yang menuntut ilmu disini, semanagat jihat ayahanda penuh dengan da'kwah dan yang aelalu disematkan pada hati kami ialah, "dakwah maksud hidup, pikir seluruh alam, siap di hantar keseluruh alam" ini adalah fasword santri jika ia tak tau kata-kata ini maka di bukan santri al-azhar.

senang rasanya bagiku memasuki kelas yang tak beda dengan fasilitas di sekolah dasar dulu, hanya bedanya disini kita lebih di dewasakan, di ajari bagaimana tatacara menghormati guru dan abang kelas atau yang lebih tua dari kita, dan menyayangi yang lebih muda daripada kita bahkan semua yang ada didarat dan dilautan dibumi maupun dilangit melatau maupun merayap terbang atau berjalan wajib kita sayangi sesungguhnya apa yang kita sayangi pasti berbalas sayang kembali, begitulah pelajaran akhlak dibawakan buya muliyadi dan hadis oleh buya sabaenjang.

"istaid" seorang ketua kelas menginstruksikan kalau buya sudah di pintu memasuki kelas dengan ucapan salam.
qum" lalu kami berdiri tegap menghadap guru yang masuk, tak satupun ada suara kecuali suara ketua kelas, jangankan suara mulut, buku dan pena pun ikut terdiam kalau masuk buya mondan, guru tauhid handal dan fakar
sallimu" sedikit menundukkan kepala belum termasuk takzim sebagai penghormatan kami kepada setiap guru yang masuk dikelas kami siap meneima pelajaran dan hukuman yang ia berikan dengan cara berpendidikan.
assalamu'alaikum warohmatullohi wabaro katuh, meskipun buya sudah memasuki kelas dengan salam kamipun tak kalah do'a keselamatan atas guru-guru kami kembali, semoga alloh merahmati mereka dengan ilmu yang diajarkannya dapat kami amalkan dan pahalanya mengalir pada mereka semua dengan rahmat allah SWT.
"tafaddol ijlis" ketua kelas mempersilahkan kami duduk setelah dapat izin dari buya yang masuk dikelas.

pelajaran demi pelajaran kami gali terus di darul azhar dari narasumber terpercaya, tangisan di dalam pondok saat rindu mengenang bersama umak dan ayahapalagi tak makan bersama mereka lagi terhapus oleh banyaknya hafalan, keasyikan bermain dengan teman sebaya diluar sana disita oleh teman yang beragam kampung, desa, kecamatan, kabupaten bahkan provinsi, suku dan logat yang berbeda-beda membuatku betah bertahan hidup di penjara suci. kalau abang kelasnya menulis surat ke fatayat di cop surat tersebut di bumbui dengan kata "buatmu di villa asmara".

 aku tak menyangka walau pun biayanya gratis akan tetapi masih ada testing masuk atau tidaknya paling tidak dapat kelas B. semua santri baru pasti mengarapkan kalau urutan  namanya dikertas hvs itu ada di kelas A. kemaren pagi hati ini sudah berdebar saat ditesting buya toriq untuk bacaan Al-qur'an surat Ali imran ayat 1-3 belum selesai waqaf buya sudah menghentikan bacaanku, itulah membuatku takkan berharap masuk tidak seperti do'aku takputus-putusnya, semoga aku lulus testing.

sebelum gubukku di bangun ayah di lokasi pesantren, buya masih membolehkan kami pulang balik kerumah masing-masing khusunya orang kampung ini jambur city.

Tidak ada komentar: