Allohu goyatuna
warrosulu qudwatuna
walqur'anu dusturuna
walmautu fi sabiluna
wajihadu asma' asmauna
bergema
suara santri dibawah pohon ara muda, dibalik dain-daun lebar itu cahaya
mentari pagi mengintip-intip barisan kami di saat hablah didepan kantor
guru bersama mengikuti nada-nada asma'ul husna yang dilantunkan ratusan
santri-sanrtiah darul azhar jambur padang matinggi. hablah ini tiap
hari rutintas bersama guru-guru tenaga pendedik dan pengajar yang kami
sebut buya dan ummi.
asm'aul
husna yang kami lantunkan bersama fatayat di balik bangunan ini
mengudara lewat toa yang di paku bagian gording asrama fatayat terdengar
jauh keperkambungan industri batu-bata. dan toa ini adalah sangat
ditakuti seluruh santri jika namanya lewat dari siti diumumkan oleh ummi
aisyah sitompul akrab kami sapa ummi bagas mengumumkan nama yang
melanggar peraturan tata tertib pondok al-azhar.
seperti
di pagi hari yang tidak megikuti hablah, dan ketahuan sembunyi di balik
pondok atau mengurung diri didalam gubuk kecil. kenakalan ini kerap
sekali dilakukan tiap santri tapi tak semuanya, biasanya yang sudah
kelas tiga dan lima, meskipun ada yang ditugaskan patroli abang kelas
enamnya si pelaku tetap bisa meloloskan diri dari intel-intel berjubah
putih dan yang paling di segani. kadang ada yang sembunyi dikamar mandi,
jika ketahuan alasannya buang hajat, bayangkan saja dari habis subuh
hingga setengah delapan, itulah alasan dari fokir alias santri.
lebih
eksprimenlagi kalau kenakalan fatayat, katanya ada yang sembunyi di
balik lemari bahkan didalamnya, dan ada juga yang naik ke atas kuda-kuda
bangunan, kalau ketahuan alasannya cuman satu " maklum ummi" untung
kakak kelasnya yang maklum atau ummi lain tapi kalau ummi bagas, tiada
maklum baginya sebelum di introgasi. apakah masih benar PMI atau kapas
udah putih kembali. heehhe "cerita fatayat penulis dapat dari sumber
berpengalaman yang sepondok juga waktu pengabdian dulu [sensor].
jika
sudah selesai berdo'a maka buya pun memberikan sedikit ta'lim dengan
khas logat arabicnya tak pernak lupa mengajak kami selalu bersyukur
"lain syakrtum la azidannaku, wala inkafartum inna azabi la syadid" ayat
ini tak pernah alfa disampaikan buya tiap kali giliran ta'lim pagi,
begitu juga dengan ayat yang menyebutkan "tidak senang orang-rang kafir
pada orang islam kecuali mereka membalikkan ummat ini kepada golongan
mereka" ta'lim buya membakar semangat anak-anaknya yang menuntut ilmu
disini, semanagat jihat ayahanda penuh dengan da'kwah dan yang aelalu
disematkan pada hati kami ialah, "dakwah maksud hidup, pikir seluruh
alam, siap di hantar keseluruh alam" ini adalah fasword santri jika ia
tak tau kata-kata ini maka di bukan santri al-azhar.
senang
rasanya bagiku memasuki kelas yang tak beda dengan fasilitas di sekolah
dasar dulu, hanya bedanya disini kita lebih di dewasakan, di ajari
bagaimana tatacara menghormati guru dan abang kelas atau yang lebih tua
dari kita, dan menyayangi yang lebih muda daripada kita bahkan semua
yang ada didarat dan dilautan dibumi maupun dilangit melatau maupun
merayap terbang atau berjalan wajib kita sayangi sesungguhnya apa yang
kita sayangi pasti berbalas sayang kembali, begitulah pelajaran akhlak
dibawakan buya muliyadi dan hadis oleh buya sabaenjang.
"istaid" seorang ketua kelas menginstruksikan kalau buya sudah di pintu memasuki kelas dengan ucapan salam.
qum"
lalu kami berdiri tegap menghadap guru yang masuk, tak satupun ada
suara kecuali suara ketua kelas, jangankan suara mulut, buku dan pena
pun ikut terdiam kalau masuk buya mondan, guru tauhid handal dan fakar
sallimu"
sedikit menundukkan kepala belum termasuk takzim sebagai penghormatan
kami kepada setiap guru yang masuk dikelas kami siap meneima pelajaran
dan hukuman yang ia berikan dengan cara berpendidikan.
assalamu'alaikum
warohmatullohi wabaro katuh, meskipun buya sudah memasuki kelas dengan
salam kamipun tak kalah do'a keselamatan atas guru-guru kami kembali,
semoga alloh merahmati mereka dengan ilmu yang diajarkannya dapat kami
amalkan dan pahalanya mengalir pada mereka semua dengan rahmat allah
SWT.
"tafaddol ijlis" ketua kelas mempersilahkan kami duduk setelah dapat izin dari buya yang masuk dikelas.
pelajaran
demi pelajaran kami gali terus di darul azhar dari narasumber
terpercaya, tangisan di dalam pondok saat rindu mengenang bersama umak
dan ayahapalagi tak makan bersama mereka lagi terhapus oleh banyaknya
hafalan, keasyikan bermain dengan teman sebaya diluar sana disita oleh
teman yang beragam kampung, desa, kecamatan, kabupaten bahkan provinsi,
suku dan logat yang berbeda-beda membuatku betah bertahan hidup di
penjara suci. kalau abang kelasnya menulis surat ke fatayat di cop surat
tersebut di bumbui dengan kata "buatmu di villa asmara".
aku tak menyangka walau pun biayanya gratis akan tetapi masih ada testing masuk atau tidaknya paling tidak dapat kelas B. semua santri baru pasti mengarapkan kalau urutan namanya dikertas hvs itu ada di kelas A. kemaren pagi hati ini sudah berdebar saat ditesting buya toriq untuk bacaan Al-qur'an surat Ali imran ayat 1-3 belum selesai waqaf buya sudah menghentikan bacaanku, itulah membuatku takkan berharap masuk tidak seperti do'aku takputus-putusnya, semoga aku lulus testing.
sebelum gubukku di bangun ayah di lokasi pesantren, buya masih membolehkan kami pulang balik kerumah masing-masing khusunya orang kampung ini jambur city.
aku tak menyangka walau pun biayanya gratis akan tetapi masih ada testing masuk atau tidaknya paling tidak dapat kelas B. semua santri baru pasti mengarapkan kalau urutan namanya dikertas hvs itu ada di kelas A. kemaren pagi hati ini sudah berdebar saat ditesting buya toriq untuk bacaan Al-qur'an surat Ali imran ayat 1-3 belum selesai waqaf buya sudah menghentikan bacaanku, itulah membuatku takkan berharap masuk tidak seperti do'aku takputus-putusnya, semoga aku lulus testing.
sebelum gubukku di bangun ayah di lokasi pesantren, buya masih membolehkan kami pulang balik kerumah masing-masing khusunya orang kampung ini jambur city.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar